SELAMAT BERSEKUTU DENGAN GBI-TIM

Senin, 17 Mei 2010

Selayang Pandang Pendeta Joopie ALH Wehantouw

Selayang Pandang Pendeta Joopie ALH Wehantouw

MEREGUK KEPUASAN LEWAT PENGALAMAN DAN PRESTASI HIDUP

Raja Salomo adalah seorang yang sangat “sempurna” dalam mencapai kepuasan hidupnya. Berbagai pengalaman sensasional, seperti keinginan daging dan keinginan mata telah direguknya. Dan pencapaian prestasi lainnya telah mengukir kejayaan kerajaannya; keluar biasaan hikmatnya telah mengundang petinggi dunia menghadapnya; dan kelimpahan harta bendanya telah menggaet 1000 orang wanita menjadi istri dan gundiknya. Segalanya dapat dibuatnya demi melayani ambisi dan kerakusan kepuasan! SabdaNya, “Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan segala usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan dibawah matahari”. Pengkhotbah 2:11
Ternyata, Raja Salomo mengalami kehampaan dipuncak kejayaan, keagungan dan limpah ruahnya asset! Itulah kesiaan hidup!

Mereguk kepuasan lewat pengalaman dan prestasi hidup bukan digapai dipuncak ketenaran melainkan di hati yang merendah dengan menyadari “hidup ini adalah kasih karunia dari Tuhan”

Selanjutnya pengalaman hidup Rasul Paulus setelah bertobat mengukir prestasi pelayanan lewat penderitaan hidupnya. SabdaNya: “ Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah” 2 Korintus 6:4.
Rincian pengalaman pelayanan yang spektakuler dari Rasul Paulus justru menyingkap tentang esensi panggilan seorang pelayan. Hal itu adalah suatu kekuatan Roh Kudus yang menguasai dari Rasul Paulus. Seperti yang diungkapnya dalam 2 Korintus 6:4-10,”menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesuakran ….. ketika dihormati dan ketika dihina, ketika diumpat atau ketika dipuji ketika dianggap penipu, namun dipercaya…. Sebagai orang dihajar namun tidak mati…… sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang, sebagai orang yang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu:. Inilah potret seorang hamba diramah pelayanan!

Dari ke dua sisi pengalaman hidup yang berbeda telah mempertajam panggilan pelayanan saya dan keluarga. Kebahagiaan pelayanan tidak ditentukan oleh uang/materi atau kekuasaan. Bahkan kedewasaan rohani tidak ditentukan oleh usia melainkan ketika saya siap menerima tanggun jawab sebagai seorang hamba Yesus Kristus. Kesediaan menjadi hamba adalah suatu kemampuan menyediakan hati untuk melayani orang lain dengan kasih. Melayani dengan kasih merupakan matra kebesaran seorang hamba Tuhan!

Syukur …. Syukur…. aku bersyukur kepada Tuhan Yesus ku. DIA telah merampas hidupku sehingga aku menjadi malik orang yang tersalip di golgota. Puji Tuhan. Perjalanan hidupku 60th yang lalu telah diukir oleh Kristus dengan tangaNya yang ajaib. Banyak mujizat Tuhan yang terjadi di dalam hidupku, keluarga dan pelayananku. Ternyata itu semua terjadi karena perjumpaanku dengan Yesus 40thn yang silam. Sejak itu, IA memperkenalkanku dan melibatkanku keranah tugas kerajaanNYA. Saya mengawali pelayanan di kalangan Sekolah Minggu, Remaja dan Pemuda/i. Kemudian beranjak memasuki pelayanan Gereja sebagai Majelis Jemaat (ex affocio). Ditahun 1970-1971 diangkat oleh Departemen Pekabaran Injil Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) sebagai pelayan. Selajutnya melayani di gereja-gereja GMIM dalam kebangunan Rohani. Ketika itu telah selesai dari Sekolah Menengah Atas (SMA)

Tuhan mempunyai rencana yang lain. Pada tahun 1971-1972, Tuhan mengutus untuk melayani di Yayasan Misi Rasuli di Banyuwangi, Jawa Timur. Puji Tuhan selama pelayanan disana karunia kesembuhan dan mujizat-mujizat terjadi dengan luar biasa. Hal hal yang belum pernah kulihat dengan mata, terjadi!

Saya merasa bahwa DIA mau memakaiNya lebih baik lagi, maka tahun 1973-1977 saya diperlengkapi di Institut Injili Indonesia (I3), Batu Malang, Jawa Timur. Itulah dapur penggodokan hamba Tuhan. Saya banyak belajar dari Tuhan tentang hidup seorang hamba yang melayani.

Setelah usai dari dapur pendidikan, saya melayani bersama Gereja Methodist Indonesia (GMI) dan ditempatkan di GMI Lubuk Linggau, Sumsel dan GMI Palembang, Sumsel selama tahun 1978-1983. Disinilah pembekalan awal menjadi seorang gembala jemaat. Puji Tuhan, semua dapat dilaksanakan karena pertolongan Tuhan.

Panggilan misi terus membahana di hati bagaikan degupan air. Puji Tuhan, tahun 1984 tawarkan pelayanan di Jakarta melalui Gereja Kristen Injil di Sumatera Bahagian Selatan (GEKISUS) merupakan air sejuk untuk memulai suatu pelayanan misi. Tahun 1984, Gereja Kristern Injili di Indonesia (GEKISIA) di Jakarta di bawah lindungan Sinode GEKISUS di resmikan tepatnya 19 Februari 1984, Pdt Joopie ALH Wehantouw sebagai Gembala Jemaat yang pertama. Pekerjaan misi terus berkembang ke Bandung, Pelabuhan Ratu, Jogjakarta, Lampun, Medan, Palembang, Depok Makasar dan Pontianak. Puji Tuhan disamping sebagai gembala jemaat pada tahun 1991-2000 di angkat menjadi KETUA UMUM Majelis Sinode GEKISIA. Perjalanan 25 thn lebih di GEKISIA telah tertanam kasih Tuhan yang membentuk Gereja Tuhan, Yesus Kristus pemiliknya. Kekuatan melayani adalah karna sabda Tuhan yang telah kuterima dalam Wahyu 3:7-8

Kemudian 20 Agustus 2009 secara resmi saya mengakhiri pelayanan di GEKISIA dengan surat Pengunduran Diri kepada Sinode GEKISIA di Bengkulu.

Puji Tuhan, DIA sangat baik. Diusiaku 60thn Janji Tuhan buat hidupku, keluargaku dan pelayananku sangat dahsyat. IA meneguhkanku dengan sabdaNya: “Sebab disini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penantang” 1 Korintus 16:9

Dengan sabdaNya, maka pada bulan Agustus 2009 datang kepada kami sekelompok umat mendaulat saya dan ibu untuk menjadi gembala. Untuk itu, tepatnya 20 Agustus 2009 kami diterima oleh Gereja Bether Indonesia (GBI).
Kemudian saya diangkat dan dipercayakan oleh Gereja Bethel Indonesia (GBI) untuk menggembalakan Jemat GBI TIM sampai sekarang! Haleluyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar